Dewan Minta Dinas Perikanan Lebih Inovatif
Share
Dinas Perikanan (Diskan) Wajo disorot oleh legislator. Penyebab, karena kurangnya inovasi dalam menanggulangi populasi ikan sapu-sapu alias ikan tokek.
Hal itu diutarakan oleh Wakil Ketua I DPRD Wajo, Firmansyah Perkesi, saat itu menjadi koordinator di rapat kerja Komisi II DPRD dan Diskan, di Gedung DPRD Wajo Kamis, 5 Maret kemarin.
“Yang saya tekankan ke Pak Kadis Perikanan, Nasfari, bagaimana caranya ikan sapu-sapu itu bisa dikelola,” ujarnya, Sabtu, 7 Maret.
Sebab, kata mantan Kadis Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral (PSDA-ESDM) Wajo 2009 lalu ini, populasi ikan sapu-sapu meningkatkan pesat di Danau Tempe.
Sehingga dalam rapat tersebut dewan menyarankan Diskan menjalin kerjasama dengan lembaga penelitian di kampus-kampus. Tujuannya, meneliti manfaat ikan sapu-sapu itu.
“Mulai dari cangkang kulitnya, daging, sampai telurnya. Tetapi hasil penelitiannya dibarengi dengan inovasi yang bernilai. Cangkangnya bisa diolah sebagai pakan ikan untuk tambak,” sarannya.
Sementara, Kepala Diskan Wajo, Nasfari mengaku, sudah menjajaki hubungan komunikasi dengan empat kampus ditahun 2020 ini.
Yakni, Unhas Makassar, Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Bosowa (Unibos) dan Universitas Puangrimaggalatung (Uniprima).
“Tetapi yang sudah kita melakukan pertemuan baru Unhas. Sementara lainnya baru sebatas konsep,” sebutnya.
Ia pun belum bisa memutuskan, universitas yang akan disetujui berkerjasama. Sebab masih ingin menilai pemaparan dari kampus lainnya.
“Yang mana nanti efektif dan maksimal kita nilai, itu kita jajaki,” tutupnya.
Laporan : Humas DPRD Wajo